Warna air tambak merupakan salah satu indikator yang paling mudah diamati untuk mengetahui kondisi kesehatan tambak. Air tambak bisa memiliki beragam macam warna seperti cokelat tua, hijau kekuningan, hitam, dan lain sebagainya. Warna hijau kecoklatan merupakan warna yang baik bagi air tambak udang. Yuk simak informasi terkait cara membuat air tambak berwarna hijau kecoklatan disini!
Daftar Isi
- Warna Air Tambak Udang yang Baik
- Cara Membuat Air Tambak Berwarna Hijau Kecoklatan
- Air Tambak Saat Musim Hujan
- Cara Mengatasi Air Tambak Saat Musim Penghujan
- Konsultasikan Kendala Air Tambak Udang di fitur Konsultasi Budidaya untuk Mendapatkan Air Tambak Berkualitas dan Menghasilkan Panen Udang Optimal
- Pertanyaan Seputar Warna Air Tambak
Warna Air Tambak Udang yang Baik
Warna air tambak yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan udang adalah hijau kecoklatan dengan rata-rata kecerahan air antara 20-40 cm atau 30-45 cm. Air tambak dengan warna hijau kecoklatan merupakan air yang stabil dalam budidaya udang karena mengindikasikan banyaknya fitoplankton yang dapat dimanfaatkan langsung oleh zooplankton.
Apabila salah satu golongan plankton mati atau tersuksesi, maka populasi plankton lainnya masih cukup untuk mempertahankan kecerahan atau transparansi air yang berkisar 30-45 cm. Transparansi air yang baik dalam budidaya udang adalah sekitar 20-45 cm.
Air tambak warna hijau kecoklatan biasanya didominasi oleh keberadaan plankton Chlorophyta yang memiliki pigmen hijau dan plankton Diatom/Bacillariophyceae yang memberikan warna coklat. Plankton Chlorophyta stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena waktu mortalitasnya relatif panjang. Sedangkan plankton Diatom merupakan suplai pakan alami bagi udang yang membuat tingkat pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat.
Cara Membuat Air Tambak Berwarna Hijau Kecoklatan
Air tambak sebaiknya hanya diganti bila diperlukan saja, karena udang bisa stress kalau air terlalu sering diganti. Perubahan warna air tambak juga sebaiknya diamati setiap saat. Warna air yang sering berubah, misalnya warna kuning saat pagi, hijau saat siang, dan biru saat sore mengindikasikan alkalinitas air tambak yang rendah (di bawah 80 mg CaCO3 equivalen/L). Hal ini menyebabkan perubahan pH air harian yang besar dan cepat melebihi 0,5, sehingga menyebabkan udang mudah stress. Kapur dolomit bisa diberikan secara rutin 3-5 ppm per minggu untuk mencegah perubahan pH yang besar terutama saat musim penghujan di areal pertambakan dengan tanah sulfat masam.
Air Tambak Saat Musim Hujan
Jika tingkat curah hujan tinggi, biasanya suhu, pH, oksigen terlarut (DO), alkalinitas, dan salinitas di tambak menurun secara drastis karena terjadinya pengenceran air tambak. Selain itu, tingkat kestabilan fitoplankton dalam tambak juga berkurang dan memungkinkan terjadinya kematian massal.
Jika kepadatan fitoplankton tinggi dan terjadi kematian masal, maka bahan organik bisa menumpuk didasar tambak. Angin yang kuat bisa mengangkat lumpur dasar yang mengakibatkan keluarnya H2S yang beracun. Hal ini menyebabkan bakteri patogen menggantikan bakteri yang menguntungkan, sehingga kondisi udang rentan terserang penyakit.
Kematian plankton secara massal juga menyebabkan transparansi air menjadi bening, sehingga kandungan amoniak meningkat yang menyebabkan nafsu makan udang menurun dan tubuh udang menjadi kotor terutama pada bagian abdomennya. Selain itu, udang juga menjadi stress, molting massal, dan mengalami softshell karena kurangnya mineral dalam tambak.
Cara Mengatasi Air Tambak Saat Musim Penghujan
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kematian masal pada udang saat musim hujan, yaitu:
- Mengoperasikan semua aerator dengan kecepatan putar sekitar 80–85 putaran/menit. Cara mudah untuk mengecek aerator yaitu dengan menaburkan 5–10 kg saponin ke dalam tambak. Jika gelembung-gelembung terkumpul di tengah tambak, maka aerator terpasang dengan baik.
- Menjaga kandungan oksigen lebih tinggi 20% dibanding biasanya.
- Mengeluarkan air hujan melalui sistem pembuangan atas yang tepat.
- Menahan pemberian pakan saat hujan turun.
- Melakukan pengecekan secara rutin setelah hujan reda, seperti mengecek pH, alkalinitas, salinitas, DO, suhu, warna air, kecerahan air, pencernaan udang, dan pakan udang di anco.
- Memastikan pH dalam kondisi optimal (7.5–8.5). Penurunan pH saat hujan bisa diantisipasi dengan pemberian kapur di sepanjang tepi tambak dengan kadar 10 kg kapur/100m2 saat keadaan kering. Setelah hujan, kapur bisa diberikan sebanyak 10–20 kg/ha dengan tetap menggunakan aerator sehingga kapur tidak menggumpal di dasar tambak.
- Membuang air dalam tambak sedikit demi sedikit untuk mencegah penurunan salinitas secara signifikan dan mencegah tambak menjadi banjir.
Cara Mengatasi Plankton Saat Musim Hujan
Salinitas akan mengalami penurunan saat musim hujan. Jika salinitas air turun sampai dibawah 8 ppt, maka biasanya akan tumbuh plankton biru-hijau (blue-green algae) yang berbahaya dan merusak. Hal ini menyebabkan pH berubah drastis saat siang, kondisi DO rendah saat pagi, dan udang mudah terserang penyakit insang hitam.
Petambak dapat melakukan beberapa cara untuk mengatasi masalah plankton saat musim hujan, seperti mengurangi jumlah pakan, mengaplikasikan penggunaan disinfektan untuk melawan patogen mikro dan mengaplikasikan penggunaan probiotik dengan kombinasi zeolit untuk menyerap gas beracun yang berasal dari bangkai plankton yang mati didasar tambak.
Cara Mengatur Kotoran Saat Musim Hujan
Turunnya salinitas pada musim hujan juga dapat menyebabkan munculnya senyawa maupun gas beracun dari kotoran didasar tambak seperti NO2 (nitrit) yang bersifat racun saat kondisi salinitas di bawah 10 ppt sehingga dapat membahayakan kondisi udang dalam tambak. Oleh karena itu, petambak perlu:
- Mengurangi sisa pakan dengan memantau kondisi pakan di anco.
- Menggunakan probiotik secara reguler untuk memperlancar pertumbuhan bakteri pengurai kotoran.
- Meningkatkan penggunaan aerator.
- Menjaga kondisi pH di 7.8–8.2.
- Mengukur kandungan NH3 (ammonia), H2S (Hidorgen Sulfida), dan NO2 (Nitrit) tambak.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Pentingnya Pengapuran pada Tambak Udang!
Konsultasikan Kendala Air Tambak Udang di fitur Konsultasi Budidaya untuk Mendapatkan Air Tambak Berkualitas dan Menghasilkan Panen Udang Optimal

Manajemen pengelolaan air tambak udang memang cukup menantang karena sifatnya yang berubah-ubah akibat perubahan suhu, pH, alkalinitas, dan lain sebagainya. Apalagi saat musim penghujan yang tidak bisa dihindari seringkali memberikan perubahan cukup besar pada kandungan air tambak udang.Bapak/Ibu tidak perlu khawatir dan cemas, karena Bapak/Ibu bisa berkonsultasi dan mendapatkan pendampingan secara gratis di fitur Konsultasi Budidaya dari Aplikasi eFarm. eFarm merupakan aplikasi tambak udang yang bisa membantu Bapak/Ibu untuk mengelola budidaya udangmu agar lebih efisien dan memberikan keuntungan yang maksimal. Miliki aplikasi eFarm secara gratis dan dapatkan pendampingan secara khusus melalui Konsultasi Budidaya disini
Pertanyaan Seputar Warna Air Tambak
Warna air tambak yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan udang adalah hijau kecokelatan dengan rata-rata kecerahan air antara 20-40 cm atau 30-45 cm. Air tambak dengan warna hijau kecoklatan merupakan air yang stabil dalam budidaya udang karena mengindikasikan banyaknya fitoplankton yang dapat dimanfaatkan langsung oleh zooplankton.