logo efarm

3 Teknik Pembenihan Udang Vaname untuk Tingkatkan Profitmu!

3 Teknik Pembenihan Udang Vaname untuk Tingkatkan Profitmu! - Blog eFarm

Pembenihan udang vaname merupakan salah satu unit bisnis dalam pengembangbiakan udang. Pembenihan udang vaname ini menjadi sangat penting karena menjadi titik awal dalam budidaya udang. Hasil panen udang yang bagus tentunya berasal dari benih udang yang sehat dan kuat. Berikut merupakan 3 teknik pembenihan udang vaname:

1. Pra Produksi Pembenihan Udang Vaname

a. Persiapan Wadah

Wadah dibersihkan dari kotoran yang menempel menggunakan bahan disinfektan. Terdapat beberapa jenis wadah yang  digunakan tergantung dengan fungsinya, seperti wadah untuk pemijahan induk, penanganan telur, pemeliharaan larva, dan penyimpanan pakan.

b. Persiapan Media

Kegiatan ini dimulai dari penyediaan stok air laut yang akan digunakan. Air laut sebaiknya memiliki salinitas 29 – 31g/l, pH 7-8, suhu 29- 31ºC, DO 3-6mg/l, dan bebas bahan pencemar . Alur proses sterilisasi air laut biasanya terdiri dari filter, pompa, dan instalasi distribusi air laut. Tinggi air yang akan diambil minimal 80 cm dari permukaan air laut dan tidak berlumpur. Air laut kemudian bisa disterilisasi dengan Chlorine.

2. Produksi Pembenihan Udang Vaname

a. Pengadaan Induk

Induk yang digunakan minimal berumur 7-8 bulan dan baiknya memiliki sertifikat SPF serta SPR. Induk yang baru datang harus diaklimatisasi dulu. Kemudian induk diamati satu per satu terkait jenis kelamin, ukuran panjang dan berat, tidak boleh ada retak bagian kulit badan atau punggung, tidak boleh keropos, tidak boleh berparasit, dan semua anggota tubuh dalam kondisi baik. Pengamatan secara laboratorium juga dilakukan untuk memastikan induk  bebas dari virus, bakteri, parasit, dan jamur.

b. Pemeliharaan Induk

Pemeliharaan induk meliputi teknik ablasi dan pengukuran TKG (Tingkat Kematangan Gonad). Teknik Ablasi digunakan untuk mempercepat kematangan gonad induk betina. Ablasi mata dilakukan dengan cara mengilangkan X-Organ pada tangkai mata udang melalui Cautery (memijit tangkai mata udang) dan Cutting (memotong mata udang). Sedangkan TKG diukur berdasarkan perkembangan Ovari (punggung udang) mulai dari segmen awal hingga ke pangkal ekor. Semakin gonad matang, maka ovari akan menebal dan berubah warna dari putih hingga orange.

c. Pakan Induk

Contoh pakan induk udang vaname yang dianjurkan menurut SNI-7311, yaitu cumi- cumi, kerang-kerangan, dan cacing laut. Dosis yang dianjurkan antara 20%-30% biomas/hari dengan frekuensi 4-6 kali/hari. Dalam masa pemeliharaan, induk diberi  pakan berprotein tinggi agar pematangan gonad lebih cepat.

d. Pemijahan Induk

Pemijahan adalah pengeluaran telur oleh induk betina diikuti dengan pembuahan oleh sperma dari spermatofore yang ada di telicum induk betina. Kualitas sperma dipengaruhi oleh temperatur air tempat udang dipelihara. Udang vaname memijah pada awal senja hari dengan durasi 3-16 detik dan mampu menghasilkan 500.000-1.000.000 telur setiap bertelur.

e. Penanganan Telur

Udang Vaname bertelur dalam 1-2 jam setelah proses perkawinan. Pada  malam hari induk betina yang telah terbuahi dipindahkan ke dalam tank penetasan telur (Hatching tank). Dalam waktu 12-16 jam, telur-telur dalam tangki penetasan akan berkembang menjadi naupli. Dalam proses penetasan telur perlu adanya pemberian aerasi dan pengadukan telur secara manual dengan frekuensi 15 menit sekali agar telur melayang dipermukaan air. Telur yang mengendap di dasar bak akan mudah terserang jamur.

f. Pemanenan Naupli

Naupli yang dipanen harus mencapai stadia 4 (N4). Sinar elektrik diletakkan di atas tank agar dapat menembus fiber tank. Pemasangan sinar elektrik digunakan untuk merangsang naupli untuk mendekati sinar. Pemanenan Naupli dilakukan secara bertahap atau menunggu Naupli melayang dipermukaan tank.

g. Pemeliharaan Larva

Kegiatan ini dimulai dari stadia Naupli 5-6, stadia Zoea 1-3, stadia Mysis 1-3, hingga mencapai stadium Post Larva (PL) 1-12. Pemeliharaan Larva pada umumnya dilakukan selama 15 hari atau PL10. Larva yang ditebar disesuaikan dengan dimensi wadah  pemeliharaan agar dapat tumbuh dengan maksimal.

h. Pengelolaan Pakan

Pakan harus mengandung nutrisi lengkap, tidak rusak, dan tidak berjamur. Pakan yang dianjurkan wajib bersertifikat dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). Tempat penyimpanan pakan wajib terbebas dari hewan pengganggu, seperti tikus dan serangga untuk mencegah masuknya patogen ke pakan. Pakan terdiri dari pakan alami dan buatan. Pakan alami diberikan pertama  kali pada awal pemeliharaan (stadia N6 – M3) yang berupa mikroalga bernutrisi. Sedangkan pada pemeliharaan larva di akhir stadia (M3 – PL10), dapat diberikan Zooplankton (Artemia salina) yang memiliki protein 54,60% untuk menunjang pertumbuhan. Pakan buatan digunakan untuk menjaga proses metabolisme larva dengan kandungan protein antara 20 – 70% dan karbohidrat 20%.

i. Pengelolaan Kualitas Air

Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kualitas air:

  • Suhu air yang layak untuk budidaya udang Vaname adalah 28–31C
  • Salinitas media yang baik sekitar 15-25 g/l
  • Kadar Oksigen Terlarut (DO) yang optimal untuk budidaya udang vaname berkisar 3 mg/l
  • pH air yang cocok untuk budidaya udang vaname secara intensif sebesar 7,4-8,9 dengan nilai optimum 8,0
  • Alkalinitas menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam atau penyangga terhadap perubahan pH. Perairan dengan nilai alkalinitas tinggi umumnya tidak disukai udang

j. Hama dan Penyakit

Hama yang sering ditemukan dalam lingkungan budidaya, yaitu ikan liar pada tandon penampungan, ketam, dan tritip. Penyakit pada udang Vaname biasanya disebabkan oleh patogen yang  berupa virus, jamur, parasit, dan bakteri.

3. Pasca Produksi

a. Panen

Pemanenan baiknya dilakukan pada malam hingga pagi hari atau pada suhu  rendah (< 21ºC) untuk mengurangi resiko udang berganti kulit dan kerusakan mutunya.

b. Pengemasan

Benur baiknya dikemas dalam kantong plastik dan pengepakan dalam wadah styrofoam. Jumlah benur PL10-12 dalam kantong plastik berkisar 2000-3000 ekor/liter untuk pengangkutan < 12 jam dan PL9 untuk pengangukutan > 12 jam. Selain itu, suhu air media angkut bisa diatur 0-24°C untuk pengangkutan > 3 jam perjalanan. Salinitas media angkut minimal 25g/l untuk perjalanan > 12 jam dan minimal 20g/l untuk pengangkutan jarak dekat. DO air media angkut sampai di tempat tujuan minimal 4mg/l dengan perbandingan air dan oksigen dalam kantong plastik adalah 1:3 untuk perjalanan maksimum 15 jam.

Baca Juga: Panduan Cara Membuat Air Tambak Berwarna Hijau Kecoklatan

Dapatkan Pendampingan Gratis dengan Berkonsultasi melalui Fitur Konsultasi Budidaya di eFarm!

konsultasi budidaya efarm

Bagi Bapak/Ibu yang ingin memulai bisnis tambak udang vaname khususnya dalam pembenihan untuk menghasilkan benur udang berkualitas, Bapak/Ibu bisa mendapatkan pendampingan gratis dengan berkonsultasi di fitur Konsultasi Budidaya di eFarm. eFarm merupakan aplikasi pengelolaan tambak udang yang mudah dan praktis dengan berbagai manfaat komplit khusus untuk petambak udang. Miliki eFarm sekarang!

Pertanyaan Seputar Pembenihan Udang Vaname

Teknik pembenihan udang vaname terbagi menjadi 3 hal, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi yang memiliki treatment yang berbeda-beda.

Pakan terdiri dari pakan alami dan buatan. Pakan alami diberikan pertama  kali pada awal pemeliharaan (stadia N6 – M3) yang berupa mikroalga bernutrisi. Sedangkan pada pemeliharaan larva di akhir stadia (M3 – PL10), dapat diberikan Zooplankton (Artemia salina) yang memiliki protein 54,60% untuk menunjang pertumbuhan. Pakan buatan digunakan untuk menjaga proses metabolisme larva dengan kandungan protein antara 20 – 70% dan karbohidrat 20%.

Bagikan:

Tulisan terbaru